✔ 10 Nasihat Penting Untuk Para Pengguna BB , WhatsApp dan yang sejenis dengannya.
Oleh: Abu Haitsam al-Bantani, Lc
✅ Nasihat Pertama :
Ikhlash.
Jadikanlah media ini sebagai sarana untuk meraih ridha Allah Ta'ala,
bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia, ajang ujub, takabbur,
maksiat, dan lain sebagainya.
✅ Nasihat Kedua :
Tabayyun.
Periksalah terlebih dahulu kebenaran informasi yang ingin Anda
sampaikan, jangan tergesa-gesa, karena berhati-hati dalam menyampaikan
informasi merupakan akhlak mulia seorang mukmin.
✅ Nasihat Ketiga :
Jangan Berdusta.
Ketika Anda hendak mengirim artikel, video, dll, dengan niat agar
saudaramu terhibur dengannya itu hal yang sangat baik, namun
tinggalkanlah jika hal tersebut harus dibangun di atas kedustaan.
✅ Nasihat Keempat :
Timbang Maslahat dan Mafsadahnya.
Jika yang ingin Anda sampaikan ada sisi baik dan ada sisi buruknya,
sebaiknya tidak dulu disebarkan, karena mencegah sisi buruk lebih
didahulukan dari mendapatkan sisi baiknya.
✅ Nasihat Kelima :
Gunakan Bahasa Yang Baik.
Wahai saudaraku, bahasa yang baik itu gratis, gak perlu beli, mengapa kita masih merasa berat menggunakannya ??!
✅ Nasihat Keenam :
Hindari Perkara Yang Tidak Ada Manfaatnya.
Ini merupakan tanda baiknya keislaman seseorang.
✅ Nasihat Ketujuh :
Aturlah Waktu Yang Baik.
Dalam Memberikan Nasihat
Ingatlah teladan kita adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau sangat memperhatikan masalah ini.
✅ Nasihat Kedelapan :
Jangan Lalai.
Jangan sampai media ini membuat Anda lalai dari dzikir kepada Allah,
membaca Al-Qur'an, shalat berjama'ah, dan amalan ta'at lainnya.
✅ Nasihat Kesembilan : Luruskanlah Kekeliruan Saudaramu Dengan Cara Yang Bijak.
✅ Nasihat kesepuluh : Amalkanlah.
Marilah kita berupaya mengamalkan nasihat yang kita kirim kepada orang
lain, karena pandai mengolah kata tanpa disertai amal menjadi salah satu
sebab datangnya murka Allah Ta'ala.
Wallahu a'lam.
================================
Pada suatu hari saya memasak jagung dan menusukkan garpu ke jagung yang
sedang direbus air mendidih itu, untuk melihat apakah sudah matang.
Tetapi garpu itu meleset dan malah tangan saya yang masuk ke air
mendidih itu .......
Teman saya, seorang veteran tentara Vietnam, masuk kedalam rumah ketika
saya sedang menjerit kesakitan. Dia bertanya, apakah saya punya tepung
terigu. Saya ambil sekantung terigu dan teman saya langsung memasukkan
tangan saya yang kena air panas itu ke kantung terigu itu....
Dia minta saya membiarkan tangan itu terendam tepung terigu selama 10
menit. Dia bercerita bahwa di Vietnam ada orang yang terbakar. Orang2
lain panik dan tanpa sengaja melemparkan sekarung terigu ke tubuh orang
itu untuk memadamkan api ditubuhnya.....
Ternyata bukan saja apinya padam, tapi tubuh orang itu sama sekali tidak melepuh kena api.
Maka saya pun merendam tangan saya selama 10 menit di kantung terigu itu.
Ketika saya tarik keluar tangan itu, kulitnya sama sekali tidak ada yang merah atau melepuh, dan TIDAK SAKIT.
Sekarang saya selalu menyediakan sekantung tepung terigu di lemari es
dan tiap kali tangan saya terkena panas, saya masukkan ke kantung terigu
itu.
Kulit saya tidak pernah satu kalipun menjadi merah, hitam ataupun
melepuh.*) Tepung dingin lebih enak/nyaman rasanya daripada tepung
hangat (suhu kamar).
Simpanlah selalu sekantung tepung terigu di lemari es. Suatu saat anda
akan bersyukur bahwa ada terigu di sana. Ketika lidah saya terbakar
minuman panas, saya bubuhi tepung terigu dan dibiarkan selama 10 menit.
Ternyata sakitnya hilang dan tidak ada bekas terbakar.
Cobalah...!! Janganlah siram bagian tubuh yang terbakar dengan Air
Dingin dulu. Tapi Langsung masukkan dan rendam di kantung tepung terigu
selama 10 menit, dan saksikanlah/ rasakanlah suatu keajaiban.
JANGAN LUPA BERBAGI
Dr.Reahanul Bahrain.
@ SEMOGA BERMANFAAT.🚀
By. Rosidi/ Yysn azka gading Indonesia
=============================
DULU, di Madinah, tidak terlalu jauh dari masjid Nabawi, ada sebuah
properti sebidang tanah dengan sumur yang tidak pernah kering sepanjang
tahun. Sumur itu dikenal dengan nama :Sumur Ruma (The Well of Ruma)
karena dimiliki seorang Yahudi bernama Ruma.
Sang Yahudi menjual air kepada penduduk Madinah, dan setiap hari orang
antri untuk membeli airnya. Di waktu waktu tertentu sang Yahudi
menaikkan seenaknya harga airnya, dan rakyat Medinahpun terpaksa harus
tetap membelinya. karena hanya sumur inilah yang tidak pernah kering.
Melihat kenyataan ini, Rasulullah berkata, "kalau ada yang bisa membeli
sumur ini, balasannya adalah Surga". Seorang sahabat nabi bernama Usman
bin Affan mendekati sang Yahudi. Usman menawarkan untuk membeli
sumurnya. Tentu saja Ruma sang Yahudi menolak. Ini adalah bisnisnya, dan
ia mendapat banyak uang dari bisnisnya.
Tetapi Usman bukan hanya pebisnis sukses yang kaya raya, tetapi ia juga
negosiator ulung. Ia bilang kepada Ruma, "aku akan membeli setengah dari
sumur mu dengan harga yang pantas, jadi kita bergantian menjual air,
hari ini kamu, besok saya" Melalui negosiasi yang sangat ketat, akhirnya
sang Yahudi mau menjual sumurnya senilai 1 juta Dirham dan memberikan
hak pemasaran 50% kepada Usman bin Affan.
Apa yang terjadi setelahnya membuat sang Yahudi merasa keki. Ternyata
Usman menggratiskan air tersebut kepada semua penduduk Madinah.
Pendudukpun mengambil air sepuas puasnya sehingga hari kesokannya mereka
tidak perlu lagi membeli air dari Ruma sang Yahudi. Merasa kalah, sang
Yahudi akhirnya menyerah, ia meminta sang Usman untuk membeli semua
kepemilikan sumur dan tanahnya. Tentu saja Usman harus membayar lagi
seharga yang telah disepakati sebelumnya.
Hari ini, sumur tersebut dikenal dengan nama Sumur Usman, atau The Well
of Usman. Tanah luas sekitar sumur tersebut menjadi sebuah kebun kurma
yang diberi air dari sumur Usman. Kebun kurma tersebut dikelola oleh
badan wakaf pemerintah Saudi sampai hari ini. Kurmanya dieksport ke
berbagai negara di dunia, hasilnya diberikan untuk yatim piatu, dan
pendidikan. Sebagian dikembangkan menjadi hotel dan proyek proyek
lainnya, sebagian lagi dimasukkan kembali kepada sebuah rekening tertua
di dunia atas nama Usman bin Affan. Hasil kelolaan kebun kurma dan
grupnya yang di saat ini menghasilkan 50 juta Riyal pertahun (atau
setara 200 Milyar pertahun)
Sang Yahudi tidak akan penah menang. Kenapa?
Karena visinya terlalu dangkal. Ia hanya hidup untuk masa kini, masa ia
ada di dunia. Sedangkan visi dari Usman Bin Affan adalah jauh kedepan.
Ia berkorban untuk menolong manusia lain yang membutuhkan dan ia menatap
sebuah visi besar yang bernama Shadaqatun Jariyah, sedekah
berkelanjutan.
Sebuah shadaqah yang tidak pernah berhenti, bahkan pada saat manusia sudah mati.
Masya' Allahjariyah
Ok...
BalasHapusAllahumma ya..Allah.
BalasHapusAlhamdulillah
BalasHapus